Rabu, 27 Desember 2023

Perspektif Sosiokultural dan Pendidikan Indonesia

                                                             Topik 5 Tugas 5.8 Aksi Nyata

Refleksi Pembelajaran Topik 5 dengan alur MERDEKA

 

1.     Mulai Dari Diri

Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

Jawab:

Penerapan scaffolding pada ZPD sangat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Scaffolding tidak hanya dapat dilakukan oleh guru sebagai pendidik, namun juga dapat dilakukan oleh peserta didik sehingga proses pembelajaran menjadi lebih beragam dan peserta didik memperoleh pandangan terkait materi dari temannya. Hal ini mungkin saja membuat peserta didik menjadi mudah memahami materi pembelajaran. Kemudian dalam menerapkan scaffolding, guru memiliki banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan memperhatikan pendekatan, strategi, metode, dan Teknik dalam pembelajaran. Begitu banyak pilihan pendekatan seperti pendekataan TaRL, strategi seperti direct, metode seperti diskusi, dan teknik . kemudian sebagai seorang guru saya harus siap dalam menrapkan pendekatan, strategi, metode dan Teknik pembelajaran tersebut sebagai bentuk scaffolding pada ZPD.  


2.     Eksplorasi Konsep

Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?

Jawab:

Hal yang saya pelajari bahwa kegiatan belajar dapat membangun orientasi untuk masa depan peserta didik. Orientasi ini dapat dibangun oleh guru dalam pembelajaran dan interaksi antar peserta didik selama proses pembelajaran. Vygotski mengatakan bahwa tingkat perkembangan peserta didik dalam mencapai kemampuan potensialnya dapat dibantu oleh pihak lain yang lebih berpengetahuan seperti guru. Kemudian barulah tingkat perkembangan proksimal anak untuk belajar secara individu dapat berkembang. Kegiatan pembelajaran juga dapat membangun kemampuan reflektif anak seperti kepercayaan, empati, mandiri, spontan dan imajinatif.  Penerapan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran berguna terutama dalam membangun pengetahuan peserta didik disetiap materi bagi dengan melihat bagaimana guru dalam memperkenalkan materi baru tersebut. Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu pembelajaran kooperatif dimana peserta didik bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Masalah yang akan diselesaikan ini menuntun peserta didik untuk dapat mandiri namun tidak sendiri, melainkan mandiri untuk mencari solusi bersama kelompoknya. Berkelompok membuat peserta didik saling berinteraksi dan membangun jiwa sosialisasi di dalam kelas. Berkelompok juga dapat membangun kerja sama antar peserta didik dengan berpartisipasi di dalam kelompoknya. Kerja sama dapat mengembangkan kemampuan reflektif peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Maka pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan efektif perlu diterapkan gur dalam rangka memperkenalkan materi pembelajaran, mendorong peserta didik dalam berinteraksi, dan membangun kerja sama antar peserta didik dalam berbagi sudut pandang untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.


 

3.     Ruang Kolaborasi

Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?

Jawab:

Pada ruang kolaborasi, saya dan teman-teman mengumpulkan pandangan masing-masing terhadap pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD yang mempengaruhi poses pendidikan dan pembelajaran. Kemudian kami juga berbagi pandangan terkait kesiapan dalam mengajar dengan memperhatikan scaffolding pada ZPD. Dari berbagai pandangan tersebut kami menemukan perbedaan jenis Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD yang mempengaruhi poses pendidikan dan pembelajaran. Kami menemukan perbedaan permasalahan yang didapatkan selama PPL di sekolah mitra masing-masing.


 

4.     Demonstrasi Kontekstual

Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Jawab:

Hal yang saya pelajari tentang materi Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD bahwa sangat bermanfaat dalam proses pembelajar dengan ppilihan jenis yang beragam. Kemudian dari hasil diskusi kami sebelumnya saya juga belajar dari rekan kelompok saya terkait pandangannya dan pengalamannya terhadap penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD. Dari kelompok lainsaya juga memperoleh pandangan tentang bagaimana mereka menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD dan hasil yang mereka peroleh. Kemudian disini kami juga saling memberi nilai akan hasil dari masing-masing kelompok yang telah didemonstrasikan.


5.     Elaborasi Pemahaman

Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?

Jawab:

Sangat penting dalam proses pembelajaran karena dengan adanya pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang dipersiapkan guru akan sangat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Pemberi bantuan kepada peserta didik yang tentunya memiliki kemampuan dan kebutuhan belajar yang berbeda beda.  


Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?

Jawab:

Scaffolding yang diberikan juga beragam mulai dari pendekatan yaitu ada pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) yang berpusat kepada kesiapan peserta didik dan Culturally Responsive Teraching (CRT) yang mengintegrasikan materi dengan pembelajaran budaya. Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan seperti Indirect merupakan pembelajaran tidak langsung dimana peserta didik menyelesaikan permasalahan atau menemukan sendiri dengan tetap difasilitasi guru, contoh strategi ini adalah penerapan model Discovery Learning dengan penemuan yang dilakukan secara langsung oleh peserta didik. Metode pembelajaran yang dapat dilakukan guru ada berbagai macam seperti kooperatif, berbasis proyek dan berbasis teknologi (TPACK). Teknik pembelajaran yang dapat dilakukan juga beragam seperti diskusi kelompok dan ceramah.


Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Jawab:

Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah terkait kombinasi penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD dalam berbagai situasi kelas.


 

6.     Koneksi Antar Materi

Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik didalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?

Jawab:

 Teori yang ada pada topik 5 ini berkaitan dengan topik pada mata kuliah lain yaitu seperti:

1)     Prinsip pengajaran dan asemen 1, Pada topik 3 dan topik 4 asesmen, dipelajari tentang pendekatan TaRL dan CRT yang diterapkan dalam pembelajaran serta perancangan perangkat pembelajaran dengan metode kooperatif dan teknik diskusi, dimana ini terkait dengan topik 5 sosiokultural yaitu pendekatan, metode, dan teknik yang menjadi salah satu scaffolding pada ZPD.

2)     Pemahaman peserta didik dan pembelajarannya, Pada topik 2 pemahaman dipelajari tentang pendekatan TaRL dan CRT yang berpihak pada peserta didik, dimana ini terkait dengan topik 5 sosiokultural yaitu pendekatan yang menjadi salah satu scaffolding pada ZPD.

3)     Pembelajaran berdiferensiasi, pada topik 3 pembelajaran berdiferensiasi dipelajari terkait strategi pengajaran dalam pembelajaran seperti pengajaran tak langsung dengan salah satunya penerapan model project based learning, dimana ini terkait dengan topik 5 sosiokultural yaitu strategi yang menjadi salah satu scaffolding pada ZPD.

4)     Filosofi pendidikan Indonesia, Pada topik 4 dan 5 filosofi pendidikan dipelajari tentang pembelajaran yang memerdekakan peserta didik, dimana hal ini terkait dengan topik 5 sosiokultural yaitu metode dan teknik pembelajaran yang menjadi salah satu scaffolding pada ZPD.

5)     Praktik pengalaman lapangan, Pada topik 4 praktik lapangan dipraktikkan pembelajaran langsung dikelas atau siklus dengan penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran, dimana hal ini terkait dengan topik 5 sosiokultural yaitu pendekatan yang menjadi salah satu scaffolding pada ZPD.



7.     Aksi Nyata

Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?

Jawab:

Mempersiapkan diri dalam penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD.

 

Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10. Apa alasannya?

Jawab:

Menurut saya kesiapan saya saat ini sudah dalam skala 9 dan sudah mulai diterapkan dalam pembelajaran siklus pertama, namun masih diperlukan evaluasi untuk perbaikan kedepan.

 

Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?

Jawab:

Pemahaman yang baik, terhadap penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD, dan kemungkinan Solusi jika terjadi hal yang tidak diinginkan dalam penerapannya.

 

 

Selasa, 26 Desember 2023

Filosofi Pendidikan Indonesia

                                                                Topik 4 Tugas 4.8 Aksi Nyata

                                                                        

                                                                        Pancasila Bagi Saya

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati pancasila sebagai entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudkan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke 21 

Jawab: 

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila adalah sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan gagasan dan pemikiran yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa sila-sila yang terkandung di Pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia dan dalam penerapan dikehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut saling berhubungan dan tidak tidak dapat dipisahkan. Meskipun zaman telah berkembang pesat yaitu memasuki abad ke 21, penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar bangsa Indonesia tetap berada pada kaidahnya dan tidak kehilangan jati dirinya di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat ini. Salah satu contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu penerapan pancasila dalam sektor pendidikan yang saat ini diwujudkan dengan Profil Pelajar Pancasila. Namun, dalam menerapkan profil pelajar pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 tidaklah mudah, terdapat berbagai tantangan diantaranya yaitu: 

a. Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal dalam mencapai keberhasilan pendidikan, peran guru sebagai pendidik tidaklah cukup. Namun, harus ada peran serta orang tua dalam prosesnya. Kebanyakan orang tua saat ini kurang peduli terhadap pendidikan anaknya khususnya pada aspek afektif. Para orang tua hanya peduli pada aspek kognitif saja, sehingga terkadang sikap peserta didik saat ini kurang baik meskipin aspek kognitif baik. Hal ini berlaku untuk aksi nyata dalam penerapan profil pelajar pancasila bahwa penerapan profil pelajar pancasila tidak cukup hanya diterapkan disekolah saja, namun perlunya bantuan orang tua dalam membiasakan perilaku profil pelajar pancasila dirumah. 

b. Kurang tersedia jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat dan pengetahuan dalam menerapkan karakter profil pelajar pancasila. Fakta dilapangan, masih banyak guru-guru yang belum memiliki motivasi, semangat dan pengetahuan dalam penerapan karakter profil pelajar pancasila. Guru-guru tersebut cenderung masih nyaman dan betah dengan perangkat pembelajaran kurikulum sebelumnya dan sebagian kecil menganggap kurikulum merdeka yang memuat profil pelajar pancasila kurang praktis dan menambah beban kerja guru khususnya dalam merancang perangkat pembelajaran yang memuat penerapan karakter pelajar profil pancasila. 

c. Adanya akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas pada abad ke 21 yang telah berkembang pesat dalam hal teknologi dimana akses informasi sangat luas dan tidak terbatas dalam artian semua orang dari segala umur bisa mengakses informasi trsebut jika memiliki perangkat elektronik yang menyebabkan banyak anak muda saat ini kurang memiliki tata krama dan sopan santun dalam berprilaku. Oleh karena itu, ketika membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan karakter profil pelajar pancasila, hendaknya guru bekerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam mengakses informasi khususnya dari dunia digital.


2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad Ke 21 di ekosistem sekolah (kelas)

Jawab : 

Perwujudan profil pelajar pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke 21 di ekosistem sekolah dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan berikut, yaitu: 

a. Pada dimensi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia diwujudkan dalam kegiatan berikut: (1) Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah berdasarkan agama masing-masing; (2) Mebiasakan peserta didik untuk melakukan doa sebelum dan sesudah memulia aktifitas belajar; (3) Menumbuhkan karakter berprilaku baik terhadap sesama dapat dilakukan dengan pembiasaan dari mulai hal yang sederhana seperti menyapa; dan (4) Menanamkan nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati teman atau guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi kepada semua warga sekolah. 

b. Pada dimensi berkebinekaan global diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: (1) Melaksanakan pembelajaran dikelas yang bermuatan lokal dan seni budaya sesuai daerah sekolah masing-masing agar peserta didik mengenal identitas budaya daerah masing-masing contohnya Budaya Melayu Riau; (2) Guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal pada mata pelajaran; dan (3) Melaksanakan peringatan hari besar nasional. 

c. Pada dimensi gotong royong diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: (1) Melakukan pembelajaran dengan metode dskusi yang akan melatih kerja sama dan semangat gotong royong; dan (2) Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama dalam membersihkan lingkungan sekolah. 

d. Pada dimensi mandiri diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: (1) Memberikan peserta didik tugas mandri; dan (2) Memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti dalam OSIS, MPK, dan ekstrakulikuler. 

e. Pada dimensi Bernalar Kritis diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: (1) Guru melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kritis peserta didik seperti pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning; dan (2) Guru memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kritis peserta didik seperti meminta pendapat peserta didik terkait kasus/kejadian nyata yang berhubungan dengan materi pembelajaran. 

f. Pada dimensi kreatif diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: (1) Guru melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kreatif peserta didik seperti pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning; dan (2) Guru memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kreatif peserta didik seperti meminta peserta didik untuk membuat infografis atau media kreatif lainnya terkait tugas meraka.

Kamis, 14 Desember 2023

Filosofi Pendidikan Indonesia

                                                            Topik 3 Tugas 3.8 Aksi Nyata


Manusia Indonesia bagi Saya

 

1.     Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan

Hasil observasi saya di SMA Negeri 9 Pekanbaru terkait tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan yaitu sebagaiberikut :

1)     Adanya lambang Pancasila di beberapa ruang, serta dipajang didepan kelas foto presiden dan wakil presiden yang dimana sebelah kiri foto presiden bapak Ir. H. Joko Widodo dan kanan wakil presiden bapak Prof. Dr. K. H. Ma'ruf Amin. Hal ini merupakan salah satu bentuk sekolah menjunjung tinggi lambang negara yang sekaligus identitas kita sebagai warga negara Indonesia dengan semboyan bhine katunggal ika yang memiliki arti meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Lambang Pancasila serta Foto Presiden dan Wakil Presiden

 

2)     Dilaksanakannya upacara bendera setiap senin pagi, dimana kegiatan tersebut merupakan salah satu identitas sebagai warga negara Indonesia, yang memiliki semboyan bhineka tunggal ika, yang dimana walaupun Indonesia memiliki banyak perbedaan tetapi tetap bisa bersatu, menumbuhkan jiwa patriotism, dan dengan dilakukannya kegiatan upacara setiap pagi senin sebgai bentuk memperingati dan mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang.

Pelaksanaan Upacara Bendera

3)     Bebasnya menjalankan ibadah keagamaan seperti sholat di SMAN 9 Pekanbaru, walaupun di SMAN 9 Pekanbaru memiliki keberagaman dalam beragama tapi tidak menghambat warga sekolah untuk melakukan ibadah salat. Sekolah menyediakan tempat untuk ibadah bersama atau berjamaah di mushala, yang juga dilengkapi dengan mukenah dan sajadah. Guru memberikan kelonggaran kepada peserta didik untuk melaksanakan ibadah sholat. Selain itu, terdapat kegiatan Imtaq yang dilaksanakan setiap hari jum’at bagi seluruh peserta didik yang muslim serta kegiatan keagamaan lainnya bagi peserta didik nonmslim.

Pelaksanaan Imtaq

 

4)     Budaya saling menghormati dan menghargai satu sama lain, terlihat di SMAN 9 Pekanbaru dengan adanya kegiatan salam sapa yang dilakukan oleh peserta didik kepada guru ketika akan memasuki sekolah yang berada di depan pagar dan hadir tepat waktu. Kemudian peserta didik juga turut andil merayakan hari guru nasional sebagai bentuk apresiasi kepada para guru dengan mengadakan berbagai kegiatan. Hal ini bukti bahwa peserta didik mengetahui tugas dan kewajibannya sebagai peserta didik untuk disiplin, saling menghormati dan menghargai. Hal ini sesuai indentitas indonesia berbhineka tunggal ika yaitu melakukan hal- hal terpuji sesuai dengan kodrat manusia yang utuh.

Kegiatan Memperingati Hari Guru

 


2.     Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada disekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.

Penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai cara:

1)     Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa dengan bentuk pengamalan dari sila pertama Pancasila yaitu toleransi beragama antar warga sekolah SMAN 9 Pekanbaru, yang dimana untuk muslim melaksanakan sholat berjamaah setiap dzuhur dan juga setiap jumat pagi diadakan imtaq, yang diisi dengan membaca alquran, ceramah dan nasyid yang dilakukan secara bergilir oleh setiap kelas, kemudian peserta didik juga berdoa sebelum dan sesudah belajar di kelas. Menjalankan kewajiban agama masing masing disekolah serta menghormati dan menghargai hari – hari besar keagamaan lainnya.

Pelaksanaan Imtaq dan hari keagamaan

 

2)     Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dengan bentuk pengamalan dari sila kedua Pancasila yaitu tidak membeda-bedakan teman yang lain baik itu suku, ras dan agama. Semua warga SMAN 9 tampak kompak dan saling menghargai. Mengetahui dan menerima hak sebagai Pendidik akan tugas dan kewajibannya dalam sekolah yaitu masuk ngajar dikelas dengan tepat waktu, dan juga mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal. Dilakukannya kegiatan salam sapa setiap pagi oleh Peserta didik kepada bapak/ibu guru dengan memberi senyuman , menyalaminya dan mengucapkan salam, ketika bertemu dan berpapasasan. Hal lain yang juga dilakukan dengan saling menghargai ketika di dalam kelas.

Pembelajaran di Kelas

3)     Sila ketiga : Persatuan Indonesia dengan bentuk pengamalan sila ketiga pancasila yaitu mengikuti upacara bendera merah putih yang dimana memiliki makna cinta tanah air, dan sebagai masyarakat Indonesia harus selalu mengedepankan tujuan kesatuan, persatuan, serta kepentingan bagi negara dibandingkan kepentingan individu.

Pelaksanaan Upacara Bendera

4)     Sila ke empat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawarahan dan Perwakilan dengan bentuk pengamalan sila keempat Pancasila yaitu mengutamakan dan menghargai musyawarah atau berdiskusi kelompok untuk mencapai mufakat, dalam menyelesaikan masalah dan menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Pada sila ini manusia Indonesia berprilaku untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah. Contoh penerapannya disekolah yaitu dengan mengadakan pemilihan OSIS dan diskusi kelompok dalam pembelajaran.

Pembelajaran Berkelompok

 

5)     Sila ke lima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dengan bentuk pengamalan sila kelima Pancasila yaitu seluruh warga sekolah bergotong royong, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, berteman dengan siapa saja karena setiap orang berkedudukan yang sama selaku menusia Indonesia dan menghormati hak–hak orang lain. Menghargai karya peserta didik dengan menampilkan karya tersebut disetiap sudut ruangan sekolah dan kelas.

Hasil Karya Peserta Didik

Filosofi Pendidikan Indonesia

                                                  Topik 3 Tugas 3.7 Koneksi Antar Materi


Manusia Indonesia dari Perspektif Beragam

 

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Pendidikan adalah ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Pendidikan juga sebagai proses memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan. Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya baik secara lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri atau disebut juga mandiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi peserta didik untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain serta menjadi mandiri. Kekuatan diri yang dimiliki, menuntun peserta didik menjadi cakap dalam mengatur hidupnya dengan tanpa dikuasai oleh orang lain.

Ki Hajar Dewantara membedakan kata pendidikan dan pengajaran dalam memahami arti dan tujuan pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup peserta didik secara lahir dan bathin. Sedangkan pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak atau peserta didik agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki watak serta karakter hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat pada anak.

Mengenai pendidikan dengan perspektif global, Ki Hadjar Dewantara mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik. Nilai-nilai kemanusiaan adalah sumbu esensial dari kebudayaan. Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia Indonesia dari waktu ke waktu. Setidaknya ada tiga hal benar  atau hakiki yang layak ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai pancasila, dan religiusitas.

Bagi masyarakat Indonesia, keragaman merupakan nilai yang khas dan menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya, bahasa, ras, suku, bahasa, kepercayaan, tradisi, daan berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu memuat nilai-nilai yang menjiwai pertumbuhan hidup bersama dengan ciri khas yang berbeda-beda. Karenanya, didalam nilai keragaman terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang amat kaya dan layak untuk terus digali dan dilestarikan. Keberagaman bangsa Indonesia ini dapat menjadi pertimbangan bagi pendidik dalam menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. sehingga pembelajaran yang diberikan tersebut dekat dengan dunia peserta didik dan mampu menjadi karakter positif. 



#ppg

#ppgprajabatan2023

Rabu, 06 Desember 2023

Filosofi Pendidikan Indonesia

                                                      Topik 3 Tugas 3.5 Demonstrasi Kontekstual


KONTEKSTUALISASI MANUSIA INDONESIA


Minggu, 12 November 2023

Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia

                                                                Topik 4 Tugas 4.9 Aksi Nyata

                                        Pembelajaran pada Zone of Proximal Development (ZPD)


1.     Mulai Dari Diri

Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

Jawab:

Pendidikan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Semakin berkembangnya pendidikan juga menentukan kualitas pendidikan. Salah satu elemen pendidikan yang membuat pendidikan semakin berkembang adalah guru. Dalam melaksanakan pembelajaran dikelas guru perlu menggunakan strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Melalui ZPD akan muncul kemampuan pada individu yang semulanya tidak disadari melalui interaksi dengan individu lain. Hal ini perlu dipelajari lebih dalam lagi sebagai pedoman menjadi seorang pendidik.

 

2.     Eksplorasi Konsep

Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?

Jawab:

Zona perkembangan proksimal merupakan teori yang dikembangkan Vygotsky terkait jarak tingkat perkembangan actual anak dan tingkat perkembangan potensial anak dalam memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. ZPD berhungan dengan interaksi anak yang diberikan bantuan dalam pembelajaran baik bantuan dari diri sendiri, teman sebaya maupun guru. Sebagai guru saya harus siap untuk dapat ditugaskan mengajar dengan memahami pembelajaran ZPD pada peserta didik dalam mengembangkan pengatahuannya dan minatnya dalam pembelajaran. ZPD menjadi proses pendewasaan pada anak, membantu anak dalam mengembangkan potensinya, dan saling berikteraksi. Pembelajaran ZPD mampu membuat peserta didik percaya diri, tidak malu bertanya, mau belajar, dan mau menerima masukan dari pihak lain.

 

3.     Ruang Kolaborasi

Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?

Jawab:

Dari hasil diskusi diperoleh pandangan masing-masing kelompok terkait Zone of Proximal Development (ZPD). Kemudian setelah memahami tentang ZPD, masing-masing anggota kelompok menilai kesiapan dalam mengimplimentasikan ZPD dalam pembelajaran. Dari berbagai pandangan awal dan penerapan pembelajaran ZPD, masing-masing anggota kelompok memiliki persaman dalam memperhatikan ZPD maka akan lebih mudah untuk memetakan kebutuhan belajar peserta didik. Persamaan pandangan tentang pembelajaran pada Zone of Proximal Development (ZPD) yang mempengaruhi proses pendidikan yang dimiliki adalah tingkat kemampuan peserta didik dibedakan ke dalam dua tingkatan yaitu tingkat perkembangan aktual dan potensial. Memperhatikan ZPD membuat guru lebih mudah mengembangkan proses belajar mengajar, karna kita tau peserta didik mana yang membutuhkan bantuan pendidik dan mana yang membutuhkan bantuan tutor sebaya. Kemudian terdapat juga perbedaan yang dikemukakan yaitu penggunaan Scaffolding dalam pelaksanaan pembelajaran untuk membantu penerapan ZPD di sekolah diterapkan pada materi yang berbeda antar anggota kelompok. Guru perlu melakukan perencanaan pembelajaran dengan membuat modul ajar, soal diagnostik, dan pertanyaan pemantik yang nantinya akan dilaksanakan pada proses pembelajaran. Selain itu guru perlu mengetahui gaya belajar peserta didik sehingga dapat memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar. Perbedaan pandangan selanjutnya adalah bagi peserta didik kelompok atas perlu dipersiapkan soal pengayaan dan kelompok rendah perlu dipersiapkan soal remedial.

 

4.     Demonstrasi Kontekstual

Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Jawab:

Bahwa ZPD yang telah didikusikan membuat setiap anggota kelompok memiliki gambaran dalam menemukan dan menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran disekolah. Dari pesamaan dan perbedaan pandangan, masing-masing anggota dapat menemukan hal baru yang mungkin terjadi dan memperkirakan solisi dari hal tersebut.

 

5.     Elaborasi Pemahaman

Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?

Jawab:

Topik ini memberikan penjelasan terkait penerapan konsep pembelajaran yang melibatkan perspektif sosiokulturan dengan penerapan Zone of Proximal Development (ZPD), dengan mempelajari topik ini saya menjadi lebih paham tentang bagaimana mempersiapkan pembelajaran dengan memperhatikan perspektif sosiokultural peserta didik. Solusi pembelajaran yang membuat peserta didik nyaman akan belajar dan berkembang dalam proses pembelajarannya. Sebagai seorang guru, penting untuk melakukan ZPD atau analisis awal yang dilakukan sebelum menentukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan kepada peserta didik nantinya.

 

Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?

Jawab:

Pengetahuan baru yang diperoleh terkait penerapan ZPD, dimana penerapan pembelajaran bersosiokultural dengan penerapan stratei ZPD meliputi bagaimana guru dapat melakukan analisis awal yang berkaitan dengan latar belakang sosial dan budaya peserta didik, sehingga nantinya mampu melakukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik/ latar belakang peserta didik, sehingga kebutuhan belajarnya akan terpenuhi. Sebagai calon guru, ilmu ini sangat penting bagi saya sebagai bekal nantinya saat menjalan profesi saya sebagai seorang guru. Dimana nantinya saya akan dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang maupun karakteristik peserta didik saya, karena telah melakukan analisis awal terlebih dahulu terkait sosial dan budayanya. Pada pembelajaran abad 21 dan kurikulum merdeka, seorang guru tidak hanya dituntut untuk menyampaikan materi pembelajaran saja, akan tetapi seorang guru harus mampu mengamati seluruh kondisi yang ada pada peserta didiknya, utamanya latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang terhimpun dalam penerapan perspektif sosiokultural.

 

Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Jawab:

Bagaimana cara menerapkan perspektif sosiokulturan melalui Zone of Proximal Development (ZPD) yang benar agar pembelajaran efektif?

 

6.     Koneksi Antar Materi

Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik didalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?

Jawab:

Teori dalam menemukan zona perkembangan proksimal (ZPD) dan menurut pandangan Vygotsky memiliki kaitan denga praktik pendidikan yang mengkonseptualisasi hubungan pembelaajran dan perkembangan manusia. Keterkaitan topik 4 ini dengan mata kuliah lain yaitu dalam filosofi bahwa penting untuk mendukung lingkungan peserta didik. Melalui profiling dan melihat kesiapan belajar peserta didik  serta kemampuan awalnya akan menjadikan ZPD solusi yang baik agar anak dapat berkembang dalam pembelaajrannya, hal ini terkait dengan mata kuliah pemahaman peserta didik dan pembelajaran berdiferensiasi. Keterkaitan dengan asesmen dalam melakukan perencanaan yang tepat agar ZPD dapat diterapkan dengan baik. Kemudian dalam praktik lapangan akan bisa terlihat bagaimana cara menerapkan ZPD dan apa efeknya bagi peserta didik.

 

7.     Aksi Nyata

Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?

Jawab:

Mempersiapkan diri dalam mengajar dengan memperhatikan Pembelajaran pada Zone of Proximal Development (ZPD) pada peserta didik.

 

Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10. Apa alasannya?

Jawab:

Menurut saya kesiapan saya saat ini sudah dalam skala 8 dan sudah mulai diterapkan dalam pembelajaran siklus pertama, namun masih diperlukan evaluasi untuk perbaikan kedepan.

 

Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?

Jawab:

Pemahaman yang baik, strategi yang tepat, instrument yang mendukung, dan kemungkinan yang akan terjadi lalu solusi untuk hal tersebut.


Perspektif Sosiokultural dan Pendidikan Indonesia

                                                                             Topik 6 tugas 6.8 Aksi Nyata                                   ...